1.
Pengertian Penderitaan
•
Pengertian Penderitaan
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu
perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat semakin tinggi intensitas semakin berat juga penderitaan
yang di alami oleh manusia tersebut. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan. Akibat
penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena
itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
•
Contoh Penderitaan :
- Pemutusan hak kerja : Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
- Kehilangan orang tua : Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
2.
Siksaan
•
Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture)
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang
dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu
untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi
untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode
pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai
ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan
telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama
atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai
pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti
dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia.
Para penandatangan Konvensi
Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan
penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan
UN Convention Against Torture juga telah menyetujui
untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada
siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau
memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian,
organisasi-organisasi seperti Amnesty International
memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi
perjanjian-perjanjian tersebut.
•
Phobia
Fobia (gangguan anxietas fobik)
adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu
sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap
fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap
fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika
seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di
bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang
sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal
setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila
seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi
menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu
keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang
sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang
pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental
blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak
memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang
tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan
agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan
cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang
tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif
yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon
negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon
tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya
seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif.
Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Fobia sosial dikenal juga sebagai
gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan
dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan
tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang
untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik
atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).
Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan
yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk
gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus
hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi
salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan
kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan
simbolisasi. Ada banyak macam fobia
yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek
atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik,
berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar.
Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya
tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas
yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.
•
3 Siksaan yang sifatnya Psikis
1. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tiak dapat
menetukan pilihan mana yang akan dipilih. Misalnya pada suatu saat apakah
seseorang yang bimbang itu pergi / tidak, siapakah dari kawannya yang akan
dijadikan pacar pertamanya? Akibat dari kebimbangan seseorang berada pada
keadaan yang tidak menentu sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
2.Kesepian dialami alah seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri/
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami petapa / biarawan
yang tinggalnya ditempat yang sepi.
3. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu /
lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dll. Tetapi pada
sementara orang ketakutan itu semakin hebatnya sehingga sangat menganggu.
•
Penyebab Seseorang Merasa Ketakutan
1.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka
2.
Gamang merupakan ketakutan bila
seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat
berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan
yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut
meniti dinding tembok dibawahnya.
3.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan
seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti,
misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat
tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
4.
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan
oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu
disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
5.
Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan
karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang
yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan
berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah
menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
3.
Kekalutan Mental
•
Pengertian Kekalutan Mental
Kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang
harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi
seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
v Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung.
v Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah
hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah :
o Gangguan kejiwaan nampak pada
gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rohani.
o Usaha mempertahankan diri dengan cara
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
o Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
•
Gejala – Gejala Seseorang Mengalami kekalutan
mental
Berikut adalah 5 gejala yang perlu diwaspadai dari anak-anak dan remaja
Anda.
1. Perubahan mood yang berlangsung lama
Perubahan mood yang berlangsung lebih dari dua minggu adalah indikator
kuat adanya gangguan mental pada anak. Perubahan mood ini bisa bervariasi mulai
dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan yang kuat.
Menurut The National Institute of Mental Health, perilaku “sangat
gembira” atau mania dan perasaan “down” atau depresi bisa menjadi tanda adanya
gejala gangguan bipolar. Tetapi, perilaku hiperaktif pada anak yang tidak
diikuti dengan gejala lesu setelahnya adalah karateristik normal pada anak.
2. Cemas dan takut berlebihan
Takut dan khawatir adalah hal yang wajar dialami anak usia dini. Normal
saja mereka merasa takut pada gelap, membayangkan sosok monster, atau takut
berpisah dengan orangtua. Untuk anak usia sekolah, cemas sebelum tampil di
sekolah atau takut tak diterima teman-temannya, adalah respon yang sehat.
Namun, berhati-hatilah jika rasa takut yang dialami anak sudah
berlebihan sehingga mengganggu aktivitas mereka. Mungkin sudah saatnya Anda
melakukan intervensi.
3. Perubahan perilaku ekstrem
Mulai membangkang juga adalah fase yang akan dilalui dalam tahap
perkembangan emosional anak untuk menuju kemandiriannya. Tetapi ada perilaku
pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan OOD. Biasanya gangguan
ini dimulai saat anak berusia 8 tahun atau sebelum masuk usia remaja. Salah
satu contoh perilaku tersebut adalah membeli beberapa games tanpa ada minat
untuk memainkannya.
Gangguan mental yang erat kaitannya dengan perubahan perilaku adalah
ADHD, kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar.
4. Perubahan fisik, berat badan naik atau
turun drastis
Diperkirakan 80 persen orang yang mengalami gangguan mental mengalami
obesitas atau kegemukan. Perubahan fisik yang mendadak yang tidak terkait
dengan pubertas bisa menjadi indikator anak menderita gangguan. Demikian pula
halnya jika anak tampak tidak nafsu makan, bisa menjadi gejala depresi.
Perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat
terlarang juga merupakan gejala depresi pada anak. Para pakar menyebutkan,
risiko anak menderita depresi lebih besar jika salah satu atau kedua orangtua
juga menderita depresi.
5. Kurang konsentrasi
Anak yang sangat sulit berkonsentrasi juga perlu dicurigai mengalami
gangguan mental. Tapi orangtua juga perlu membedakan anak yang memang ingin
menonton TV ketimbang mengerjakan PR, dengan anak yang tidak mampu fokus pada
acara favoritnya di TV.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala
dari ADHD atau depresi. Kurang fokus juga bisa disebabkan karena pikiran mereka
terpusat pada rasa malu, bersalah, atau kematian. Kurang konsentrasi pada anak
akan tampak nyata pengaruhnya pada nilai akademik atau pergaulannya.
•
Tahap – tahap Gangguan Jiwa
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
b. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
d. Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
e. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
f. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
•
Proses- Proses Kekalutan Mental
1. Kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat sehingga oarang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagaian orang
tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain, akibat egoisme sebagai ciri
masyarakat kota.
2. Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai
apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan
dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami
penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh
sudah tidak sesuai dengan norma baru yang berlaku.
3. Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu
masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengelurkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih
lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita penderita
psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
4. Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan,
bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah
umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini
mudah sekali mengalami penderitaan
5. Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang
dan pengusaha memiliki sifat dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari
keuntungan sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan
masalah spritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
•
Penderitaan maupun
siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia
ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai
merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya
lebih baik mati dari pada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya,
maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang
terlalu menderita dan merasa putus asa, laluy mengambil jalan pintas, dengan
bunuh diri.
4. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
•
Hubungan Antara Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kapada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia
adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang
menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan
penderitaaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang
bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita.
5.
PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu
lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menejahterakan
manusia dan sebagaian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom, reaktor
nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber
peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom
di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas
beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah
kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah
tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat
hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung
Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie
Hanggara.
6. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci
sebagai berikut :
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan
sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita
misalnya:
1. Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya,
sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh
Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus
merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan
2. Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya
sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi hukuman oleh
pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan
sekaligus merasakan penderitaan
3. Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman
Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta"
perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita
tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah
satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada
masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini,
Mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita
misalnya :
1.
Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung
selatan bermula dari penghunian liar dihutan lindung, kemudian dibabat menjadi
tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa
jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah
ternak dan harta benda yang hilanh/musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk
membebaskan para korban dari penderitaan ini.
2.
Perbuatan lalai
mungkin kurang kontero terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas beracun dari
perusahaan "Union Carbide" di India. Gas-gas beracun dari tangki
penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan
ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas dan mengalami cacat. Inilah
penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan
perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan /
azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau
siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan
usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan
semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat diungkapkan berikut
ini :
1.
Seorang anak
lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone
Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
2.
Nabi Ayub
mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahu-tahun
ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia
dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak
lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan
kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah,
tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri
yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
7. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri,
Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman
kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Sumber:
http://nandarfiles.blogspot.com/2011/06/tahap-tahap-gangguan-kejiwaan.html